Di saat sedang mengerjakan berbagai tugas yang deadline entah
itu tugas kantor maupun kuliah, ada teman baik yang mengajak anda bertemu
disuatu cafe atau mall untuk curhat masalah pribadinya. Pada kondisi seperti
ini sering kali kita tidak bisa mengatakan tidak karena takut akan melukai
perasaan teman tersebut dan akhirnya kita menerima ajakannya. Mengatakan
“Tidak” itu memang tidaklah mudah, terutama ketika kita meyakini bahwa akan ada
orang atau pihak yang dikecewakan atau merasa marah karena penolakan kita.
Berkata “Tidak” merupakan suatu pilihan sikap yang
baik. Hal tersebut akan membebaskan kita dari janji yang sebenarnya tidak ingin kita lakukan. Berani berkata tidak akan membuat kita mampu untuk lebih berkomitmen terhadap sesuatu dengan lebih bersungguh-sungguh. Dengan mampu berkata "tidak", kita akan mengkomitmenkan diri untuk berkata "iya" untuk hal yang benar-benar penting.
Communication Styles
Dari ketiga gaya komunikasi yang ada di tabel di atas komunikasi asertif
adalah komunikasi yang paling efektif. Perilaku asertif tidak sama dengan
dengan perilaku agresif. Orang asertif berani menyuarakan sesuatu yang menjadi
pendapatnya dengan tetap menghargai orang lain. Komunikasi asertif juga akan
menuntun seseorang untuk memutuskan antara mengatakan ‘ya’ atau ‘tidak’ untuk
situasi tertentu. Sebaliknya, orang yang kurang asertif cenderung selalu
berkata ‘ya’ meskipun sebenarnya dia tidak berada dalam mood untuk melakukan
hal tersebut. Tidak bisa mengatakan apa yang idealnya ingin dikatakan dapat
menyebabkan perilaku agresif pasif dan konflik internal serta masalah mental.
Komunikasi assertive merupakan komunikasi yang berdiri pada titik tengah
antara komunikasi pasif dan agresif dimana komunikasi ini mengedepankan cara
pandang mengemukakan pendapat dan perasaan tanpa memaksakan kehendak serta
tidak melanggar hak-hak orang lain
Bila kita tidak bisa berkomunikasi secara assertive sangat mungkin kita akan
mengalami masalah-masalah ini:
• Depresi. Hal ini akibat dari rasa marah yang
ditujukan kepada diri sendiri. Hal ini dapat memberikan rasa putus asa dan
tidak memiliki kontrol atas hidup yang dijalani
• Resentment. Rasa marah pada orang lain karena merasa
dimanipulasi dan dimanfaatkan orang lain.
• Frustrasi. Kenapa saya membiarkan diri saya menjadi korban orang lain?
• Temper/Violence. Apabila kita tidak dapat mengekspresikan
rasa marah dengan tepat, hal tersebut akan terakumulasi dan sewaktu-waktu rasa
amarah tersebut akan meledak.
• Kecemasan. Hal ini akan membawa kita untuk
menghindari situasi dan orang-orang yang membuat kita merasa tidak nyaman. Hal
ini akan membuat kita kehilangan berbagai kesempatan dalam hidup seprti
membangun hubungan dengan orang lain, kesempatan kerja, aktivitas yang
menyenangkan.
• Poor relationships
of all kinds. Orang-orang yang tidak assertive sering tidak dapat mengekpresikan emosi mereka, baik
positif atau negatif. Hal ini dapat menghancurkan sebuah hubungan dimana
individu yang berhubungan tidak dapat saling mengatakan keinginan mereka dan
bagaimana individu yang lain mempengaruhi individu yang lain.
• Masalah fisik. Kita semua tahu pengaruh stress pada fisik
kita, seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi dan sebagainya.
Manfaat Menjadi Asertif
Berikut adalah beberapa kelebihan seseorang bersikap asertif.
1. Bebas dari konflik internal
Bayangkan situasi berikut, Anda sedang mengalami sakit kepala parah dan
ingin menghabiskan waktu sendirian untuk beristirahat.
Tapi teman baik Anda menelepon dan mengatakan bahwa ia ingin pergi keluar
dengan Anda.
Menghadapi situasi ini, sebenarnya Anda hendak menolak ajakan tersebut
karena tidak dalam mood untuk melakukannya.
Tapi karena tidak mampu berkata ‘tidak’, Anda akhirnya pergi keluar
sehingga menambah derita sakit kepala Anda dengan melakukan apa yang tidak
ingin Anda lakukan.
Jika Anda cukup asertif untuk menolak teman Anda, Anda bisa menghabiskan
waktu beristirahat atau melakukan apa yang sebenarnya ingin Anda lakukan.
Untuk berkata ‘tidak’, Anda tidak harus bersikap kasar. Komunikasi asertif
harus tetap mengedepankan hubungan saling menghormati.
Dari contoh diatas, sikap asertif akan membuat seseorang terhindar dari
stres dan tekanan yang tidak perlu dari lingkungan.
2. Meningkatkan percaya diri
Komunikasi asertif membantu meningkatkan kepercayaan diri. Orang yang
asertif berarti tidak ragu dalam menyuarakan pendapatnya.
Orang lain juga akan cenderung menghargai orang yang asertif karena berani
menyuarakan pikiran dan memilih memberikan jawaban yang jujur.
Apresiasi dan penghargaan dari orang lain pada akhirnya akan meningkatkan
rasa percaya diri Anda yang telah bersikap asertif.
3. Membantu mengelola stres
Bersikap asertif membuat seseorang lebih mudah mengelola stres.
Orang yang asertif tidak akan menyesali apa yang dilakukan karena telah
menyuarakan apa yang menjadi pendapat dan keyakinannya.
4. Hidup yang tidak terikat dan bebas
Orang asertif selalu percaya dengan prinsipnya tanpa terlalu banyak
terganggu dengan apa yang dikatakan orang lain.
Orang asertif umumnya bahagia dan percaya diri karena mampu menentukan
pilihan dan tujuan hidupnya sendiri.
Orang lain tidak akan bisa memanfaatkan orang yang asertif karena perilaku
asertif membuat seseorang tetap kukuh dengan prinsipnya.
Sebaliknya, orang yang tidak bisa berkata ‘tidak’ cenderung dimanfaatkan
orang lain karena ketidakmampuannya untuk menolak.
teria kasih sudah berbagi bagaimana menjadi dan membangun komunikasi assertive...tetap berbagi ya...
BalasHapus