Komunikasi dan Emosi
Sebagai
makhluk sosial, manusia tentu selalu melakukan interaksi dengan orang lain.
Dalam interaksi yang terjalin tentunya akan terjadi komunikasi. Burgon & Huffner (2002) dalam bukunya Human Communication menjelaskan bahwa komunikasi ialah sebuah proses pemikiran berupa seleksi informasi (kognitif), menilai atau mempersepsikan pengalaman (afektif) dan bertindak balas terhadap informasi yang disampaikan tersebut (psikomotorik). Komunikasi
dilakukan untuk menyampaikan informasi yang dimiliki para komunikan,
selain itu salah satu fungsi komunikasi adalah sebagai sarana mengekspresikan
emosi.
Dalam
kehidupan sehari-hari biasa kita mendengar orang-orang menyamakan emosi dengan
rasa marah, padahal sebenarnya marah adalah adalah salah satu jenis
emosi. Daniel Goleman (1995) seorang pakar kecerdasan emosional mengatakan
bahwa emosi merupakan suatu kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu,
setiap keadaan mental yang hebat merujuk kepada sutu perasaan dan
pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak.
Anna Wierzbicka, seorang peneliti emosi dari Australian
National University, membedakan emosi ke dalam 6 kelompok utama yang didasarkan
pada tema-tema umum, yakni 1) "Sesuatu yang baik terjadi", 2)
"Sesuatu yang buruk terjadi", 3) "Sesuatu yang buruk bisa/akan
terjadi", 4) "Saya tidak ingin hal seperti ini untuk terjadi’, 5)
‘berpikir tentang orang lain", 6) "Berpikir tentang diri
sendiri". Masing-masing dari tema itu terkait dengan beberapa aspek
skenario kognitif yang dimiliki.
1. Sesuatu yang baik terjadi
Jika Anda mengalami sesuatu yang baik terjadi dalam hidup Anda, misalnya Anda
mendapatkan undian, diterima bekerja, mendapatkan kekasih, menggapai impian,
maka kira-kira emosi apa yang akan Anda alami? Anda tentu akan merasa bahagia,
senang, gembira, suka, riang, damai, nyaman, nikmat, lega, dan semacamnya.
2. Sesuatu yang buruk terjadi
Bayangkan jika Anda berada dalam situasi yang buruk? Misalnya Anda dipecat,
dimarahi atasan, dikhianati dan sebagainya yang buruk-buruk. Apa yang kira-kira
Anda rasakan? Boleh jadi Anda mengalami kesedihan, tertekan, menderita, sakit
hati, frustrasi, kecewa, merasa ditolak, atau lainnya yang semacam.
3. Sesuatu yang buruk bisa/akan terjadi
Jika seseorang merasa bahwa sesuatu yang buruk bisa saja terjadi. Misalnya bisa
kehilangan orang disayang, kehilangan penghasilan, dirampok, diperkosa, dan
sebagainya yang buruk-buruk, maka Anda mungkin mengalami cemas, panik, takut,
khawatir, gugup, pucat, was-was, waspada, atau lainnya.
4. Saya tidak ingin hal seperti ini terjadi
Saat Anda tidak menginginkan sesuatu yang Anda alami terjadi, apa yang Anda
rasakan? Anda ingin yang terjadi tidak seperti yang Anda alami. Nah, karena itu
maka mungkin Anda merasa marah, panas hati, murka, terkejut, atau yang lainnya.
5. Berpikir tentang orang lain
Pada saat Anda memikirkan orang lain, apa saja yang mungkin Anda rasakan? Boleh
jadi Anda merasa iri atau cemburu. Mungkin saja Anda merasa kasihan. Bisa juga
Anda merasa kagum, salut, terpesona, segan, hormat, curiga, benci, sinis, atau
bahkan jijik.
6. Berpikir tentang diri sendiri
Anda juga akan mengalami emosi tertentu ketika berpikir tentang diri Anda sendiri.
Menurut sebagian ahli, sebenarnya emosi hanya terdiri dari beberapa emosi dasar selebihnya merupakan perpaduan antara emosi-emosi dasar itu. Paul Ekman, salah satu peneliti emosi mengemukakan 6 emosi dasar manusia adalah: fear (takut), anger (marah), sadness (sedih), happines (bahagia), disgust (jijik), surprise (terkejut).
Menurut sebagian ahli, sebenarnya emosi hanya terdiri dari beberapa emosi dasar selebihnya merupakan perpaduan antara emosi-emosi dasar itu. Paul Ekman, salah satu peneliti emosi mengemukakan 6 emosi dasar manusia adalah: fear (takut), anger (marah), sadness (sedih), happines (bahagia), disgust (jijik), surprise (terkejut).
Sumber: